ALT_IMG

BUKAN PRESTASI TAPI HARUS BERBAGI

Bukan Prestasi Tapi Harus Berbagi. Orang yang sukses adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Orang yang berhasil mereka tak henti belajar dari manapun. Readmore...

ALT_IMG

ARSIP SIMPUL PEMERSATU BANGSA

Sejarah itu ada karena diarsipkan dengan baik, mengarsipkan segala sesuatu adalah kebiasaan baik yang perlu dimulai dari diri sendiri. Readmore..

Alt img

RUMAH GADANG MAIMBAU PULANG

Keharusan yang tidak tertulis bagi laki-laki Minang adalah merantau. Merantau adalah trasidi yang tak terpisahkan dari kebiasaan orang Minang, tidak sedikit pepatah dan petuah adat tentang merantau. Readmore...

ALT_IMG

BIARKAN LAUT YANG BERBICARA

Ketika kata tak didengar, sapaan tak dihiraukan, dan nasehat tak dilakukan, biarkanlah laut kan bicara dengan ombak perantara. Sudah Cukup Tak lagi! Readmore...

ALT_IMG

LUPA TAPI INGAT

Semua goresan kehidupan dapat kita lupakan dengan begitu saja namun akan ingat pada saatnya. Readmore...

Saturday, 15 March 2025

MASA DEWASA ADALAH SILUET MASA KECIL: Catatan Rio Rozalmi terhadap Buku Tikar Pandan Karya Yuzelma

0 comments

 


MASA DEWASA ADALAH SILUET MASA KECIL

Catatan Rio Rozalmi terhadap 

Buku Tikar Pandan 

Karya Yuzelma


Berbagai teori psikologi perkembangan mengatakan bahwa masa kecil merupakan masa yang penting dalam perkembangan manusia. Pada masa kecil seorang manusia harus diberikan perhatian yang lebih, sebab akan berdampak pada masa dewasanya. Setiap fase perkembangan manusia itu harus tuntas dan diberikan sesuai dengan porsinya. Jika satu fase perkembangan manusia bermasalah, maka pada fase berikutnya akan terjadi perilaku yang berbeda dari umumnya. Perilaku tersebut akan sulit untuk diatasi, karena tidak mungkin seorang manusia kembali ke fase sebelumnya. dan waktu bersifat maju, tak bisa mundur ke masa lampau. 

Membaca teori psikoanalisa dalam buku Tikar Pandan karya Yuzelma

Teori perkembangan psikoanalisa di kemukakan oleh Sigmund Freud pada abad ke 19, yang menyatakan bahwa peran alam bawah sadar mempengaruhi perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kecil dalam membentuk kepribadian dan dinamika psikologi seseorang1. Dalam buku Tikar Pandan ini sangat jelas bawah seorang Yuzelma mendapatkan banyak pengalaman pada masa kecilnya. Sebut saja ketika makan malam di tikar pandan, orang tua Yuzelma mengajarkan banyak hal tentang etika dan estetika dalam jamuan makan. Selain itu kita dapat melihat dalam buku ini, bagaimana Yuzelma diajarkan tentang sikap tanggung jawab. Walaupun dia memiliki saudara yang banyak, tapi setiap orang sudah memperoleh tugasnya masing-masing, yang akan berperan pada keluarga tersebut. 

Teori perkembangan psikoanalisa ini mengemukakan tiga struktur kepribadian, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah tentang insting dan dorongan besar dalam diri. Ego merupakan penyeimbang antara keinginan Id dan kenyataan yang ada. Sedangkan superego adalah pengawas dan pengontrol perilaku agar sesuai dengan norma dan moral yang ada. Ketiga struktur kepribadian ini akan dibentuk dalam masa kecil dan terlihat pada masa dewasa ketika seseorang melakukan suatu tindakan. Dalam buku Tikar Pandan ini kita dapat mengambil pelajaran bagaimana peran orang tua dalam membentuk kepribadian anaknya. Seperti saat Yuzelma melanjutkan pendidikan MTs ke Bukittinggi menjadi anak kos, perjuangan dan pengalaman pergi menggunakan kendaraan yang terbatas. Contoh hidup sederhana yang diajarkan oleh seorang ayah yang memakai tas usang, hingga ide kreatif serta berpikir kritis dengan sepatu bot bapak.


Pandangan teori perkembangan kognitif dalam buku Tikar Pandan karya Yuzelma

Seorang psikolog Swiss yang teorinya masih digunakan hingga sekarang yaitu Jean Piaget. Pada abad ke 19 ia mengemukakan teori perkembangan kognitif pada manusia, di mana manusia akan melewati fase sensormotorik (0-2 tahun), fase praoperasional (2-6 tahun), fase operasional konkret (6-12 tahun), fase operasional formal (12 tahun ke atas)2. Pada setiap fase memiliki karakternya sendiri. Seperti pada usia 6-12 tahun atau pada masa sekolah dasar, menurut teori ini manusia berada di fase praoperasional konkret. Pada fase ini kemampuan kognitif anak cenderung pada benda-benda yang konkret. Maka pada masa ini sangat tepat mengajarkan anak dengan benda-benda yang nyata. 

Buku Tikar Pandan memberikan pelajaran pada kita bagaimana seorang Yuzelma lebih banyak berinteraksi dengan alam. Seperti rumput banto yang dijadikan scurb, berpikir bagaimana seekor kunang-kunang dapat mengeluarkan cahaya, mengenal tanaman latuik-latuik yang kaya anti oksidan, membuat takjil dari aka kalimpanang, hair tonic dari batang pisang, dan lainnya. 

Buku Tikar Pandan ini memberikan gambaran masa kecil anak 80-an yang begitu indah dan menantang. Anak 80-an bermain dengan berinteraksi langsung bersama alam seperti permainan sepak tekong, badia balantak, dan lainnya. Di mana pada permainan ini terdapat sikap yang sedang dibangun yaitu, kekompakkan, kerjasama, kejujuran, menjaga sebuah kepercayaan, hingga berpikir kritis. Jika kita menilik pada dunia pendidikan dewasa ini, kurikulum seakan-akan mengarahkan anak-anak untuk kembali ke anak 80-an. Seperti adanya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang salah satunya adalah mengusung permainan tradisional. Begitu juga dengan muatan kedaerahan seperti Budaya Melayu Riau (BMR) di sekolah dasar. Terpadat materi permainan tradisional seperti permainan ya oma ya opa, permainan enggrang, permainan tam-tam buku, permainan petak umpet, permainan tali karet, permainan gerobak sodor, permainan congklak, permainan, galah panjang, dan lainnya. 

Terakhir kita dapat menjadikan motivasi hidup yang disampaikan oleh bapak Yuzelma yaitu orang hebat adalah orang yang mampu mengalahkan dirinya sendiri (halaman 37).


Daftar Pustaka

1. Santrock, J. W. (2014). Educatinonal Psychplogy. New York, NY: McGraw Hill

2. Hurlock, E. B. (2008). Child Development. New York, NY: Pearson


Continue reading →
Wednesday, 26 February 2025

Filosofi Hidup Tenang dan Nyaman

0 comments



FILOSOFI KEHIDUPAN

Terapkan filosofi ini secara perlahan dan bertahap agar hidup Anda tenang dan nyaman.

Filosofi Pertama

Semua orang akan pergi, belajarlah untuk bertahan sendiri.


Filosofi Kedua

Semakin kamu tidak peduli, maka semakin bahagia dirimu.


Filosofi Ketiga 

Latih dirimu untuk tidak muda tersinggung.


Filosofi Keempat

Kebahagiaan bukanlah tentang mendapatkan semua hal yang kamu mau, tetapi menikmati dan mensyukuri yang telah kamu miliki.


Filosofi Kelima

Jika suatu saran membuatmu merasa jauh dari impian, berarti saran itu bukan buat kamu.


Filosofi Keenam

Terimalah kesulitan sebagai guru terbesar, karena itu akan membentuk ketangguhan dirimu.


Filosofi Ketujuh

Cari ilmu dan pengetahuan tanpa henti, karena kebijaksanaan akan membimbing jalanmu.


Baca Juga: Trik dan tips menjadi guru yang tenang

Continue reading →
Monday, 24 February 2025

11 Hal Tentang Puasa

0 comments



11 Hal Tentang Puasa

1. Puasa Amalan Mulia

Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى 

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim no. 1151)


2. Puasa adalah Jalan Meraih Takwa

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat di atas mengenai hikmah disyari’atkan puasa yaitu agar kita bertakwa. Karena dalam puasa, kita mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Yang meliputi takwa dalam puasa adalah seorang muslim meninggalkan apa yang Allah haramkan saat itu yaitu makan, minum, hubungan intim sesama pasangan dan semacamnya. Padahal jiwa begitu terdorong untuk menikmatinya. Namun semua itu ditinggalkan karena ingin mendekatkan diri pada Allah dan mengharap pahala dari-Nya. Itulah yang disebut takwa.

Begitu pula orang yang berpuasa melatih dirinya untuk semakin dekat pada Allah. Ia mengekang hawa nafsunya padahal ia bisa saja menikmati berbagai macam kenikmatan. Ia tinggalkan itu semua karena ia tahu bahwa Allah selalu mengawasinya.

Begitu pula puasa semakin mengekang jalannya setan dalam saluran darah. Karena setan itu merasuki manusia pada saluran darahnya. Ketika puasa, saluran setan tersebut menyempit. Maksiatnya pun akhirnya berkurang.

Orang yang berpuasa pun semakin giat melakukan ketaatan, itulah umumnya yang terjadi. Ketaatan itu termasuk takwa.

Begitu pula ketika puasa, orang yang kaya akan merasakan lapar sebagaimana yang dirasakan fakir miskin. Ini pun bagian dari takwa.

Baca Juga: 10 Keistimewaan Bulan Ramadan

3. Puasa adalah Penghalang dari Siksa Neraka

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.” HR. Ahmad 3: 396. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits tersebut shahih dilihat dari banyak jalan.

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

“Barangsiapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun.” (HR. Bukhari no. 2840)


4. Puasa akan Memberikan Syafa’at bagi Orang yang Menjalankannya 

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

”Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Puasa akan berkata, ’Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya’. Dan Al-Qur’an pula berkata, ’Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.’ Beliau bersabda, ’Maka syafa’at keduanya diperkenankan.’“HR. Ahmad 2: 174. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 984.


5. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pengampunan Dosa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760.

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ

“Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan salat, shaum, shadaqah, amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).” HR. Bukhari no. 3586 dan Muslim no. 144. 

Kata Ibnu Baththol, hadits ini semakna dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya),

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Ath Thagobun: 15) (Lihat Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3: 194)


6.  Pintu Syurga Ar Rayyan bagi Orang yang Berpuasa

Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa?” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.“ HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152.

Dalam riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa’ad juga disebutkan,

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

“Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.“ HR. Bukhari no. 3257.


7. Orang yang Berpuasa Memiliki Waktu Mustajab Terkabulnya Do’a

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”. HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya.

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.” Kata Imam Nawawi, “Disunnahkan orang yang berpuasa berdoa saat berpuasa dalam urusan akhirat dan dunianya, juga doa yang ia sukai, begitu pula doa kebaikan untuk kaum muslimin.”

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan salat Maghrib dan bukanlah menunggu hingga salat Maghrib selesai dikerjakan. Inilah contoh dan akhlaq dari suri tauladan kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan salat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.” (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3/164, hasan shahih)


8. Memberi makan berbuka.

Jika kita diberi kelebihan rizki oleh Allah, manfaatkan waktu Ramadan untuk banyak-banyak berderma, di antaranya adalah dengan memberi makan berbuka karena pahalanya yang amat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, hasan shahih)


9. Makan Sahur

Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (Muttafaqun ‘alaih)

Beberapa faedah dari hadits di atas:

  1. Anjuran untuk makan sahur.
  2. Makan asalnya mubah (boleh). Namun jika makan seperti ini diniatkan untuk taqorrub (mendekatkan diri) pada Allah, maka bisa  berubah menjadi hal yang disunnahkan. Intinya, perkara mubah bisa berubah menjadi sunnah dengan niat seperti dalam makan sahur.
  3. Hadits ini menunjukkan dianjurkannya mengakhirkan makan sahur karena kata sahur dalam bahasa Arab dimaksudkan untuk akhir malam.
  4. Kata ‘sahuur’ berbeda dengan kata ‘suhuur’. Sahuur berarti makanan yang dimakan di waktu sahur. Sedangkan suhuur bermakna aktivitas makan sahur. Jadi yang satu berarti makanan dan yang lain berarti (aktivitas) makan.
  5. Yang dimaksud dengan barokah adalah bertambah dan tumbuh. Hadits ini menerangkan barokah itu ada pada makan sahur. Dan yang menetapkan barokah seperti ini adalah Allah. Sehingga barokah itu bukan datang dari benda itu sendiri, namun dianugerahkan oleh Allah.

Demikian di antara faedah dari hadits anjuran makan sahur. Moga bermanfaat.

Semoga Allah senantiasa memberi taufik dalam ilmu dan amal. (Syarh ‘Umdatul Ahkam, Syaikhuna Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri, terbitan Dar Kunuz, thn 1429 H)


10. Puasa tapi Berbohong

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).


11. Puasa tapi Berkata Tidak Baik

Amalan yang kedua yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia adalah perkataan lagwu dan rofats.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Apa yang dimaksud dengan lagwu? Dalam Fathul Bari (3/346), Al Akhfasy mengatakan,

اللَّغْو الْكَلَام الَّذِي لَا أَصْل لَهُ مِنْ الْبَاطِل وَشَبَهه

“Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”

Lalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan,

وَيُطْلَق عَلَى التَّعْرِيض بِهِ وَعَلَى الْفُحْش فِي الْقَوْل

“Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”

Al Azhari mengatakan,

الرَّفَث اِسْم جَامِع لِكُلِّ مَا يُرِيدهُ الرَّجُل مِنْ الْمَرْأَة

“Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.” Atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata kotor.

Itulah di antara perkara yang bisa membuat amalan seseorang menjadi sia-sia. Betapa banyak orang yang masih melakukan seperti ini, begitu mudahnya mengeluarkan kata-kata kotor, dusta, sia-sia dan menggunjing orang lain.


Continue reading →
Sunday, 23 February 2025

Trik dan Tips Menjadi Guru yang Tenang dan Senang

0 comments

 

Trik dan Tips Menjadi Guru yang Tenang dan Senang

Stoikisme

Filosofi hidup yang mengajarkan bagaimana tetap tenang, fokus, dan bijaksana dalam menghadapi tantangan tanpa dipengaruhi emosi yang berlebihan, serta tidak mudah goyah oleh hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Ada beberapa prinsip dalam mengaplikasikan stoikisme ini, yaitu


Prinsip Pertama Dikotomi Kendali

Prinsip ini mengajarkan bahwa ada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan hal-hal di luar kendali. 

Contohnya seorang guru mengajar dengan sepenuh hati, menyiapkan materi dengan baik, berusaha membuat suasana kelas menyenangkan. Namun ada murid yang tidak fokus atau kurang bersemangat. Alih-alih stress atau marah, guru ini menerima bahwa motivasi murid tidak sepenuhnya dalam kendalinya. Ia tetap melakukan yang terbaik tanpa terbebani oleh hal-hal yang berada di luar kuasanya.

Baca Juga: Benang Merah Guru Jalan di Tempat

Prinsip Kedua “Ingat Kematian”

Prinsip ini mengingatkan bahwa hidup sementara, jadi kita harus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Contohnya seorang guru selalu ingat bahwa setiap pertemuan dengan murid bisa menjadi kesempatan terakhir untuk memberi ilmu yang berarti. Ia akan mengajar dengan sepenuh hati, tidak menunda-nunda memberi inspirasi, dan memastikan bahwa ia meninggalkan kesan baik serta ilmu yang bermabfaat.


Prinsip Ketiga “Mencintai Takdir”

Prinsip ini mengajarkan kita untuk menerima segala keadaan yang terjadi dengan lapang dada, dan menjadikannya sebagai bagian dari perjalanan hidup.

Contohnya seorang guru pindah ke sekolah yang fasilitasnya minim dan murid-murid banyak yang memiliki tantangan belajar. bukannya mengeluh atau merasa tidak beruntung, ia menerima kondisi ini sebagai bagian takdirnya. Ia melihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk berkontribusi lebih, beradaptasi, dan memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya.


Prinsip Keempat “Bersiap Menghadapi Kemungkinan Terburuk”

Prinsip ini mengajarkan untuk membayangkan kemungkinan buruk yang bisa terjadi agar kita siap menghadapi hal itu dengan tenang.

Contohnya seorang guru akan mengajarkan materi baru yang cukup sulit bagi murid-muridnya. Sebelum masuk kelas, ia membayangkan kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Karena sudah mengantisipasi, ia menyiapkan solusinya. Saat hal buruk benar-benar terjadi, ia tetap tenang karena sudah siap menghadapinya.

Baca Juga: 9 Tujuan Pembelajaran STEAM

Prinsip Kelima “Tidak Mudah Terpengaruh oleh Gangguan Eksternal”

Prinsip ini mengajarkan kita untuk tetap tenang dan tidak mudah terganggu oleh hal-hal di luar kendali kita.

Contohnya seorang guru menghadapi situasi di mana orang tua murid mengkritik metodenya mengajar dengan nada yang kurang menyenangkan. Alih-alih terpancing emosi atau merasaa tertekan, ia memilih untuk tetap tenang dan mendengarkan dengan pikiran terbuka. Ia memilah mana kritik yang membangun dan mana yang keluhan hanya tanpa dasar. Dengan sikap ini, ia tidak membiarkan dirinya stress karena hal-hal yang tidak bisa ia kendalikan serta fokus pada peran sebagai pendidik.


Continue reading →
Friday, 21 February 2025

Ayah untuk Keluarga: Puisi Awliyaa Afshen Khairunnisa Kelas VI Khadijah

0 comments

 


Ayah untuk Keluarga 

Karya: Awliyaa Afshen Khairunnisa  

Kelas VI Khadijah 


Oh ayahku…

Sungguh sulit perjuanganmu 

Untuk menafkahi keluargamu 

Melindungi senyuman orang yang engkau sayangi 

Kerja kerasmu yang tak akan kami sia-siakan sampai akhir 


Begitu sulit bukan perjuanganmu selama ini? 

Terjatuh berkali-kali 

Karena sesuatu yang tak yakin kau bisa jalani 

Sesuatu yang tak bisa kau gapai untuk kami 

Menjadikanmu frustasi 


Berdoa selalu untuk meyakinkan dirimu 

Bahwa kau bisa menjadi versimu yang lebih baik dari yang engkau tau 

Berjuang sampai titik penghabisan itu

Untuk menggapai harmonisasi yang indah selalu 


Kuharap, engkau bisa menggapai semua yang ingin kau gapai

Menjaga senyuman semua orang termasuk kami 

Menjadi versi yang terbaik dari dirimu

Dirimu yang selalu kami banggakan dan sayangi 

Terima kasih selalu untuk kerja keras tanpa henti selama ini. 


Baca Juga: Rumah tanpa Cahaya: Puisi Athifa Dayana B Kelas VI SD IT Imam Syafii Cendikia


Continue reading →
Thursday, 20 February 2025

10 Keistimewaan Bulan Ramadan

0 comments

 


10 Keistimewaan Bulan RamadanBulan Ramadan yang Ditunggu


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah Ta’ala memuji bulan Ramadan (bulan puasa) dibanding bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadan tersebut, Allah memilihnya sebagai waktu turunnya Al-Qur’an yang mulia.” Ini menunjukkan bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa dari bulan lainnya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah, 2/179.)

2. Bulan di Wajibkan Berpuasa
Surah Al-Baqarah Ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)

3. Bulan dilaksanakan Salat Tarawih
Telah ada dalil yang menjelaskan motivasi untuk melaksanakan qiyam ramadhan yaitu shalat tarawih. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759.)

4. Bulan pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”( HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu

Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadan seperti puasa dan salat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.”  (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/188.

Pada bulan Ramadan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah, yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadan, saat diturunkannya Al-Qur’anul Karim.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan salat pada lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

6. Bulan Pahala Umroh Sama dengan Pahala Haji
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ
“Jika Ramadan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256).
Dalam lafazh Muslim disebutkan,
فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
“Umrah pada bulan Ramadan senilai dengan haji.” (HR. Muslim no. 1256)
Dalam lafazh Bukhari yang lain disebutkan,
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Bukhari no. 1863)

7. Bulan Gemar Bersedekah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semangat bersedekah di bulan Ramadan
Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307)

8. Bulan Memperbanyak Baca Al-Qur’an
أَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يَلْقَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
“Sesungguhnya Jibril bertemu Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam setiap malam di bulan Ramadan dan membacakan (Al-Qur’an) kepadanya”. [HR. Bukhari, no. 6, dan Muslim, no. 2308]. Membaca Al-Qur’an dianjurkan secara mutlak, akan tetapi pada bulan Ramadan sangat ditekankan.

9. Bulan Doa Dikabulkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar, dari Jabir bin ‘Abdillah. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (10/149) mengatakan bahwa perowinya tsiqoh (terpercaya). Lihat Jaami’ul Ahadits, 9/224)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”. (HR. At Tirmidzi no. 3598. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan)

An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.” (Al Majmu’, 6/375)

An Nawawi rahimahullah mengatakan pula, “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.” (Al Majmu’, 6/375)

10. Bulan Penting dalam Rukun Islam
Hadits Pertama
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun di atas lima (tonggak): Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadan”. [HR Bukhari, no. 8].

Hadits Kedua
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةٍ عَلَى أَنْ يُوَحَّدَ اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ فَقَالَ رَجُلٌ الْحَجُّ وَصِيَامُ رَمَضَانَ قَالَ لَا صِيَامُ رَمَضَانَ وَالْحَجُّ هَكَذَا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Islam dibangun di atas lima (tonggak),: mentauhidkan (mengesakan) Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa Ramadan, dan hajji”. Seorang laki-laki mengatakan: “Haji dan puasa Ramadhan,” maka Ibnu Umar berkata: “Tidak, puasa Ramadan dan haji, demikian ini aku telah mendengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. [HR. Muslim, no. (16)-19]

Continue reading →
Tuesday, 18 February 2025

Gesa Peningkatan Literasi Sekolah, SDIT Imam Syafii Cendikia Rilis Tiga Buku Karya Siswa

0 comments


    Peluncuran buku karya siswa SD IT Imam Syafii Cendikia berlangsung meriah. Kegiatan yang dilakukan pada Selasa, 18 Februari 2025 ini adalah puncak dari rangakaian Bulan Bahasa Tahun Ajaran 2024/2025. Lapangan SD IT Imam Syafii Cendikia menjadi saksi akan tekad yang kuat dalam meningkatkan literasi.

    Siswa dan siswi kelas I hingga VI ambil peran dalam kegiatan ini. Kegiatan yang dirancang dalam bentuk beberapa perlombaan seperti, membaca lancar untuk kelas I, menulis tegak bersambung untuk kelas II, membaca puisi untuk kelas III, membaca pembukaan UUD 1945 untuk kelas IV, dan cipta puisi untuk kelas V-VI. 

    “Bulan Bahasa merupakan ajang untuk semua siswa menyalurkan bakat-bakat kebahasaan seperti, prosa, sastra, puisi, dan lainnya. Kita semua tahu bahwa literasi sangat penting untuk anak-anak,” ungkap Ustad Walman selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.




    Tiga buku karya siswa yang diluncur pada puncak kegiatan Bulan Bahasa ini adalah antologi puisi “Aksara Cinta untuk Lingkungan” karya siswa dan siswi kelas V, antologi puisi “ Bersama Keluarga Menyulam Kebahagiaan” karya siswa kelas VI, dan antologi puisi “Keluarga Pelabuhan Terindah” karya siswi kelas VI. 

    “Sekolah akan mendukung setiap kegiatan yang berfokus untuk meningkatkan kemampuan siswa, termasuk kemampuan literasi. Tema cipta puisi tahun ini kita ambil dari hal terdekat anak-anak seperti keluarga dan lingkungan. Ini bertujuan untuk memudahkan anak-anak dalam proses kreatif karyanya,” penjelasan Ustad Rio selaku Kepala Sekolah. 


Continue reading →