ALT_IMG

BUKAN PRESTASI TAPI HARUS BERBAGI

Bukan Prestasi Tapi Harus Berbagi. Orang yang sukses adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Orang yang berhasil mereka tak henti belajar dari manapun. Readmore...

ALT_IMG

ARSIP SIMPUL PEMERSATU BANGSA

Sejarah itu ada karena diarsipkan dengan baik, mengarsipkan segala sesuatu adalah kebiasaan baik yang perlu dimulai dari diri sendiri. Readmore..

Alt img

RUMAH GADANG MAIMBAU PULANG

Keharusan yang tidak tertulis bagi laki-laki Minang adalah merantau. Merantau adalah trasidi yang tak terpisahkan dari kebiasaan orang Minang, tidak sedikit pepatah dan petuah adat tentang merantau. Readmore...

ALT_IMG

BIARKAN LAUT YANG BERBICARA

Ketika kata tak didengar, sapaan tak dihiraukan, dan nasehat tak dilakukan, biarkanlah laut kan bicara dengan ombak perantara. Sudah Cukup Tak lagi! Readmore...

ALT_IMG

LUPA TAPI INGAT

Semua goresan kehidupan dapat kita lupakan dengan begitu saja namun akan ingat pada saatnya. Readmore...

Tuesday, 17 June 2025

Studi Kasus dengan Sudut Pandang Penerapan Culturally Responsive Teaching (CRT)

4 comments


Contoh kasus dengan sudut pandang penerapan Culturally Responsive Teaching (CRT)


Contoh Kasus 1

Pak Surya adalah guru matematika. Pekan ini Pak Surya akan menyampaikan materi mengenai perkalian. Sekolah Pak Surya berlokasi dekat dengan pasar dan sebagian besar dari orang tua peserta didik merupakan pedagang. Bagaimana kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dirancang oleh Pak Surya dengan menerapkan pendekatan CRT?


JAWAB

Prinsip Dasar CRT (Culturally Responsive Teaching)

Pendekatan CRT menekankan pentingnya mengaitkan materi pelajaran dengan latar belakang budaya, pengalaman, dan kehidupan sehari-hari peserta didik agar pembelajaran menjadi lebih relevan, bermakna, dan meningkatkan keterlibatan siswa.

1. Identitas diri peserta didik: peserta didik diajak untuk mengenal identitas budayanya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan;

Guru sudah mengetahui identitas dari peserta didiknya yaitu peserta didik yang berlatarbelakang orang pasar dan orang tuanya adalah pedagang.

2. Pemahaman budaya: peserta didik mengkonstruksikan pemahaman budaya dengan ilmu pengetahuan baru yang diperoleh dari berbagai sumber;

Peserta didik dapat diajak belajar ke pasar dengan konsep berbelanja. Misal setiap peserta didik diminta membawa uang Rp. 20.000,- kemudian diarahkan untuk berbelanja di pasar. Setiap belanja di catat dan diakhir kegiatan peserta didik merekap dan menguraikan dengan konsep perkalian (penjumlahan yang berulang). Atau guru bisa menghadirkan guru tamu yaitu orang tua siswa yang berdagang di pasar untuk mengenalkan konsep perkalian sederhana. 

3. Kolaborasi: peserta didik bekerja dalam kelompok untuk membahas konsep dan perspektif budaya;

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok dan mengerjakan LKPD yang disusun guru terkait perkalian dan budaya orang-orang di pasar.

4. Berpikir kritis untuk refleksi: peserta didik membandingkan hasil diskusinya dengan teori yang ada dengan bimbingan guru; dan

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian dan saling memberi saran, masukan, dan kritikan.

5. Konstruksi transformatif: peserta didik menyajikan pemahaman mereka melalui sebuah proyek.

Peserta didik dapat diberi tugas produk sesuai diferensiasi produk, bisa dengan membuat makalah, bermain peran, membuat poster, dan lainnya


Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pembukaan:

Guru membuka kelas dengan salam dan berdoa menurut agama masing-masing siswa.

Menyanyikan lagu wajib nasional untuk membangun suasana kebersamaan dan menghargai keberagaman.

2. Apersepsi dan Pemantik

Guru memulai dengan bertanya kepada siswa tentang pengalaman mereka di pasar, misalnya: “Siapa yang pernah membantu orang tua berdagang di pasar?” atau “Apa saja barang yang biasa dijual di pasar?”.

Guru mengaitkan topik perkalian dengan aktivitas perdagangan, seperti menghitung jumlah barang dagangan atau total harga barang.

3. Penyampaian Materi Perkalian

Guru menjelaskan konsep perkalian dengan menggunakan contoh nyata dari aktivitas di pasar, misalnya: “Jika satu pedagang menjual 5 ikat sayur dan setiap ikat berisi 4 batang, berapa total batang sayur yang dijual?”.

Menggunakan barang dagangan seperti buah, sayur, atau benda lain yang familiar sebagai alat peraga untuk  memperjelas konsep perkalian.

4. Kegiatan Inti (Praktik Kontekstual)

Siswa dibagi dalam kelompok majemuk untuk menyelesaikan soal-soal atau simulasi perdagangan di pasar, 

Guru dapat mengajak siswa bermain peran sebagai  pedagang dan pembeli, lalu mempraktikkan perkalian dalam transaksi jual beli.

Mengundang orang tua atau pedagang lokal untuk berbagi pengalaman tentang penggunaan matematika dala berdagang, sehingga siswa mendapatkan perspektif nyata.

5. Diskusi dan Presentasi

Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka,misalnya cara menghitung jumlah barang atau keuntungan dagang menggunakan perkalian.

Guru memfasilitasi diskusi untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan konsep matematika yang dipelajari.

6. Penutup dan Refleksi

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari itu.

Melakukan refleksi, misalnya dengan bertanya: “Bagaimana matematika membantu kehidupan sehari-hari di pasar?”.

Memberikan apresiasi kepada siswa atas partisipasi dan  kerja sama mereka.

Kesimpulan

Dengan menerapkan pendekatan CRT, Pak Surya dapat merancang pembelajaran perkalian yang kontekstual, relevan, dan bermakna bagi siswa. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep matematika, tetapi juga membangun keterampilan sosial serta menghargai budaya dan pengalaman hidup siswa

 

Contoh Kasus 2


Ibu Nisa adalah guru Bahasa Sunda. Ibu Nisa menemukan bahwa peserta didiknya berasal dari berbagai suku dan hanya sebagian kecil yang merupakan Suku Sunda. Sebagian besar mereka mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan Ibu Nisa untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan pendekatan CRT?


JAWAB

Strategi Pembelajaran Bahasa Sunda yang Menyenangkan dengan Pendekatan CRT

1. Memahami Latar Belakang Siswa

Ibu Nisa perlu mengenali keberagaman budaya, bahasa ibu, dan pengalaman belajar siswa dari berbagai suku sebagai dasar merancang pembelajaran yang inklusif dan relevan.

Melakukan survei singkat atau diskusi ringan di awal pembelajaran untuk mengetahui pengalaman dan persepsi siswa terhadap Bahasa Sunda.

2. Mengaitkan Materi dengan Kehidupan Sehari-hari Siswa

Menggunakan contoh, cerita, atau situasi yang dekat dengan kehidupan siswa, seperti aktivitas di rumah, sekolah, atau lingkungan sekitar, sehingga materi terasa lebih bermakna.

Mengaitkan Bahasa Sunda dengan bahasa daerah lain yang dikenal siswa, misalnya membandingkan kosakata atau ungkapan sederhana dari berbagai bahasa daerah.

3. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Inklusif

Mendorong siswa untuk saling menghargai perbedaan budaya dan bahasa, serta membangun suasana kelas yang mendukung keberanian mencoba tanpa takut salah.

Menggunakan ice breaking, permainan bahasa, atau aktivitas kelompok lintas suku agar siswa merasa diterima dan nyaman.

4. Menggunakan Media dan Metode Interaktif

Memanfaatkan lagu, permainan tradisional, video, gambar, atau drama sederhana berbahasa Sunda yang dapat dinikmati bersama-sama, sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan.

Melibatkan siswa dalam proyek kreatif, seperti membuat poster, komik, atau vlog singkat tentang pengalaman belajar Bahasa Sunda.

5. Memberikan Pilihan dan Diferensiasi Tugas

Menyediakan variasi tugas sesuai kemampuan dan minat siswa, misalnya membolehkan siswa memilih antara menulis, berbicara, atau membuat karya seni dalam Bahasa Sunda.

Memberikan scaffolding atau bantuan bertahap, seperti glosarium sederhana, terjemahan, atau contoh kalimat, agar siswa yang belum terbiasa tetap bisa mengikuti.

6. Melibatkan Keluarga dan Komunitas

Mengajak siswa berdiskusi dengan anggota keluarga atau tetangga yang bisa berbahasa Sunda, lalu membagikan pengalaman mereka di kelas.

Mengundang narasumber dari komunitas Sunda untuk berbagi cerita atau budaya secara langsung.

7. Refleksi dan Umpan Balik Positif

Memberikan apresiasi atas usaha dan kemajuan siswa, bukan hanya hasil akhir.

Melakukan refleksi bersama tentang manfaat belajar Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari dan dalam membangun toleransi budaya.

Dengan menerapkan strategi di atas, Ibu Nisa dapat menciptakan pembelajaran Bahasa Sunda yang lebih menyenangkan, relevan, dan inklusif bagi semua siswa, sekaligus menumbuhkan rasa saling menghargai keberagaman budaya di kelas.


Continue reading →
Monday, 16 June 2025

Modul Ubd Pembelajaran Berdiferensiasi

12 comments


Modul Ajar Pembelajaran Berdiferensiasi


A. IDENTITAS MODUL

    1. Penyusun : Febrio Rozalmi Putra

    2. Satuan Pendidikan : SD IT Imam Syafii Cendikia

    3. Fase/kelas : C/5

    4. Semester         : Ganjil

    5. Mata pelajara     : IPAS

    6. Elemen          : Sosial dan Sains

    7. Materi         : Rantai Makanan

    8. Alokasi Waktu     : 3 JP


B. KOMPETENSI AWAL

    Peserta didik memiliki pengetahuan tentang hewan (Karnivora, Herbivora, dan Omnivora)


C. PROFIL PELAJAR PANCASILA

    1. Beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa

    2. Bernalar Kritis

    3. Bergotong royong

    4. Mandiri


D. SARANA DAN PRASARANA

    1. Laptop

    2. Proyektor

    3. Alat bantu audio

    4. Jaringan internet


E. SUMBER BELAJAR

    1. Buku IPAS kelas V terbitan Kemendikbud

    2. Buku IPAS kelas V terbitan Erlangga

    3. Google


F. TARGET PESERTA DIDIK

    Siswa regular kelas V yang berjumlah 27 orang


G. PENDEKATAN/MODEL DAN ATAU METODE PEMBELAJARAN

    Problem Based Learning (PBL)


H. CAPAIAN PEMBELAJARAN

    Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-abiotik         dapat mempengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya


I. TUJUAN PEMBELAJARAN

    2.1 Dengan menggunakan media gambar, murid dapat mengidentifikasi hubungan antar makhluk                     hidup yang berkaitan dengan makan dan di makan dalam bentuk rantai makanan dengan benar.

    2.2 Melalui menyimak tayangan video, murid dapat mengidentifikasi peran makhluk hidup pada                     rantai makanan dengan tepat.

    2.3 Melalui unjuk kerja, siswa dapat mendeskripsikan hubungan makhluk hidup pada jaring-jaring                     makanan di ekosistem yang lebih besar dengan benar.


J. PEMBELAJARAN BERMAKNA

    1. Peserta didik dapat mengetahui hubungan antar makhluk hidup yang berkaitan dengan makanannya             dalam bentuk rantai makanan.

    2. Peserta didik dapat mengetahui jenis makanan makhluk hidup.

    3. peserta didik dapat mengetahui peran makhluk hidup pada rantai makanan.

    4. Peserta didik dapat menghubungkan jaring-jaring makanan di ekosistem.


K. PERTANYAAN PEMANTIK

        Ananda siapa yang tadi makan sebelum berangkat sekolah? 

        Mengapa anak Bapak harus makan sebelum berangkat sekolah? 

        Dari mana anak Bapak mendapatkan energi tersebut?


L. KEGIATAN PEMBELAJARAN

    1. Kegiatan Awal

        a. Berdoa menurut keyakinan masing-masing

        b. Peserta didik mendengarkan guru yang melakukan absensi

        c. Peserta didik memperhatikan dan menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru.

2. Kegiatan Inti

        Sintak 1 : Orientasi peserta didik pada masalah

        a. Guru menayangkan video rantai makanan dan menampilkan deskripsi cerita yang disertai                         dengan gambar terkait makan dan dimakan dalam bentuk rantai makanan melalui PPT.

        b. Peserta didik membaca dan mengamati gambar yang ditampilkan.

        c. Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang rantai makanan yang ada di PTT

    Sintak 2 : Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

        a. Guru membagi kelompok belajar berdasarkan gaya belajar siswa yaitu auditori, visual, dan                         kinestetik

        b. Guru membagikan LKPD sesuai dengan bakat dan minat peserta. (menggambar, menulis, dan                     berbicara)

        c. Setiap kelompok mendiskusikan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan dalam                 LKPD

        d. Diferensiasi proses

             Kelompok Visual: Guru menampil gambar rantai makanan, guru dan peserta didik bertanya                         jawab tentang rantai makanan yang di tampilkan

             Kelompok Auditori: Guru menampilkan lagu rantai makanan.

             Guru dan peserta didik menyanyikan lagu rantai makanan yang di tampilkan

             Guru dan peserta didik tanya jawab tentang rantai makanan yang di nyanyikan

             Kelompok Kinestetik : Guru menyiapkan alat untuk bermain peran

    Sintak 3 Membimbing penyelidikan kelompok

        a. Peserta didik mengerjakan LKPD

        b. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum mereka pahami 

        c. Guru membimbing kelompok untuk menyelesaikan LKPD. 

        d. Guru memberikan fasilitas dan kesempatan supaya peserta didik berkolaborasi dalam                                 pembelajaran sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk menggali informasi dari berbagai                 sumber.

        e. Peserta didik di pantau dalam keterlibatannya dalam proses diskusi bersama kelompok dan                         memastikan tiap kelompok dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.

       f. Guru memantau jalannya diskusi dan membantu kelompok atau peserta didik yang mengalami                     kesulitan.

        g. Guru melakukan penilaian sikap dan keterampilan menggunakan lembar observasi

    Sintak 4 Mengembangkan hasil karya

        a. Setiap kelompok bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas 

        b. Peserta didik dipandu guru melakukan tanya jawab tentang hasil kerja kelompok lain.

Sintak 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

        a. Guru memberi penguatan atas hasil kerja kelompok

        b. Siswa dan guru menyepakati batas waktu penyelesaian tugas tersebut

        c. Guru dan peserta didik melakukan kegiatan ice breaking 

        d. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar tentang rantai makanan

3. Kegiatan Penutup

    a. Peserta didik diminta untuk mengerjakan secara mandiri lembar evaluasi yang diberikan guru.

    b. Siswa dan guru menyepakati batas waktu penyelesaian tugas tersebut

    c. Guru dan murid melakukan kegiatan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam         kegiatan refleksi, guru memberikan beberapa pertanyaan berikut :

    d. Apa yang kamu pelajari hari ini?

    e. Bagaimana perasaanmu setelah pembelajaran hari ini?

    f. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa, dan salam


M. ASESMEN

LKPD Rantai Makanan

Nama :......................

Kelas :.......................

1. Amatilah gambar rantai makanan berikut dan letakkanlah kotak pada posisi yang tepat

2. Buatlah rantai makanan yang produsennya rumput dan konsumen finalnya singa! 

3. Susunlah rantai makanan berikut ini!



                                                Selamat Bekerja


Lembar Penilaian Proses





Pekanbaru, 16 Juni 2025

Pembuat Modul,



Febrio Rozalmi Putra


Hasil Telaah








Continue reading →
Monday, 26 May 2025

Puisi Perpisahan Sekolah 2025 "Sesudut Senyum Teduh"

0 comments




Sesudut Senyum Teduh

Karya Febrio Rozalmi Putra


Di sekolah ini kita bertumbuh dan termangu

Sejengkal kisah bermula enam tahun lalu

Rengek, raung, dan tantrum di depan pintu

Hanya sesudut senyum teduh yang mereka sebut guru

Mengganti senduh menjadi syahdu


Segenggam asa tergantung di langit-langit kelas

Pada tarian pena dan hentakan buku saling balas

Secangkir tawa beraromakan canda pengusir malas

Menuntut ilmu itu harus ikhlas!

Dirimu ucap penuh harap dan welas

Semoga kami menjadi anak yang cerdas


Kini putaran waktu terhenti, menyapa jiwa-jiwa kecil nan suci 

Selamat tinggal merah putih

Selamat tinggal meja dan kursi

Selamat tinggal

Aku pamit

Aku pamit, mencari ilmu, lanjutkan perjuangan tanpa tepi tanpa tapi


Padamu pahlawan ilmu, yang berdiri di sudut-sudut kelas tak jemu,

Memancangkan akidah dan menanam benih-benih iman

Memberi dengan sepenuh hati, mengajar dan mendidik tanpa letih

Kutitipkan rindu, rindu pada dirimu, wahai para guru 

Luasnya samudera hindia, tak seluas cinta kita

Pada SD IT Imam Syafii Cendikia



Pekanbaru, 29 Mei 2025


Continue reading →
Saturday, 12 April 2025

Psikologi Perkembangan Etologis dalam Cerita Anak Atan Suka Makan Ikan Karya Nurhikmah

0 comments

Psikologi Perkembangan Etologis dalam Cerita Anak Atan Suka Makan Ikan Karya Nurhikmah


    Cerita anak yang berjudul Atan Suka Makan Ikan karya Nurhikmah menceritakan seorang anak bernama Atan di Provinsi Riau. Ayahnya yang berprofesi sebagai nelayan tapi Atan sendiri belum menyukai makan ikan. Sikap ini banyak ditemukan di sekitar kita. Mungkin anak kita, anak tentangga, atau anak didik kita yang tidak suka makan ikan. 

    Cerita ini dapat menjadi bahan bacaan yang menstimulus anak-anak agar menyukai makan ikan. Seperti yang kita ketahui bahwa mengkonsumsi ikan sangat bagus untuk pertumbuhan anak, bahkan juga untuk perkembangan anak seperti perkembangan kognitif dan behavioristik.


Psikologi Perkembangan Etologis

    Teori perkembangan etologis dikenalkan oleh psikolog Inggris  John Bowbly (1907-1990) memperkenalkan istilah "attachment" (kelekatan) dan merumuskan teori keterikatannya. Attachmen atau lekat menunjukkan pada hubungan afektif yang akan bertahan lama dalam rentang kehidupan seseorang, yang diawali dengan kelekatan anak terhadap ibu atau figur lain pengganti ibu.

    Menurut Bowlby seorang anak akan memiliki kelekatan terhadap ibu atau figur lain pengganti ibu sejak usia bayi hingga 10 tahun. Teori ini menjelaskan bahwa sosok lekat anak berperan penting dalam perkembangan anak yang membentuk kebiasaan.

    Dalam cerita anak Atan Suka Makan Ikan karya Nurhikmah ini kita dapat melihat pengaruh kelekatan ibu dan ayahnya yang membentuk kebiasaan Atan untuk menyukai makan ikan dengan mudah. Selanjutnya, jika Atan tidak memiliki kelekatan pada sosok ibu dan ayahnya maka akan sulit bagi Atan untuk mempercayai begitu saja. Hal ini memberikan pelajaran pada kita bahwa begitu pentingnya sosok lekat bagi seorang anak. Karena sosok lekat membentuk kebiasaan dan karakter anak yang akan terlihat pada usia periode lekat selesai. 


Saran

    Untuk menulis cerita anak banyak hal yang harus kita perhatikan seperti pemilihan diksi. Diksi yang akan kita sajikan untuk pembaca (anak-anak) hendaknya diksi-diksi yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca, diksi yang tidak mengandung kekerasan, hinaan, atau pembulian. Sebenarnya untuk kaidah penulisan cerita anak sudah diatur melalui perjenjangan cerita.

    Visual yang disajikan. Gambar atau ilustrasi yang disajikan dalam cerita anak untuk harus diperhatikan. Mulai dari pemilihan warna, komposisi gambar, dan proporsionalnya.

    Cerita anak Atan Suka Makan Ikan karya Nurhikmah ini dapat menjadi pilihan untuk orang tua sebagai sebuah persembahan yang tepat bagi anak. Secara eksplisit cerita ini akan memberikan pelajaran bahwa makan ikan itu sangat baik dan enak. Bahwa kita hidup harus berbagi dengan siapa saja. Bahwa menolong orang tua juga kegiatan yang menyenangkan. 

    "Before playing with his equals, the child is influenced by his parents." "Sebelum bermain dengan orang-orang yang sederajat dengannya, anak dipengaruhi oleh orang tuanya."  Ungkapan dari Jean Piaget seorang ahli psikologi perkembangan dunia berkebangsaan Swiss.



Continue reading →
Saturday, 15 March 2025

MASA DEWASA ADALAH SILUET MASA KECIL: Catatan Rio Rozalmi terhadap Buku Tikar Pandan Karya Yuzelma

0 comments

 


MASA DEWASA ADALAH SILUET MASA KECIL

Catatan Rio Rozalmi terhadap 

Buku Tikar Pandan 

Karya Yuzelma


Berbagai teori psikologi perkembangan mengatakan bahwa masa kecil merupakan masa yang penting dalam perkembangan manusia. Pada masa kecil seorang manusia harus diberikan perhatian yang lebih, sebab akan berdampak pada masa dewasanya. Setiap fase perkembangan manusia itu harus tuntas dan diberikan sesuai dengan porsinya. Jika satu fase perkembangan manusia bermasalah, maka pada fase berikutnya akan terjadi perilaku yang berbeda dari umumnya. Perilaku tersebut akan sulit untuk diatasi, karena tidak mungkin seorang manusia kembali ke fase sebelumnya. dan waktu bersifat maju, tak bisa mundur ke masa lampau. 

Membaca teori psikoanalisa dalam buku Tikar Pandan karya Yuzelma

Teori perkembangan psikoanalisa di kemukakan oleh Sigmund Freud pada abad ke 19, yang menyatakan bahwa peran alam bawah sadar mempengaruhi perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kecil dalam membentuk kepribadian dan dinamika psikologi seseorang1. Dalam buku Tikar Pandan ini sangat jelas bawah seorang Yuzelma mendapatkan banyak pengalaman pada masa kecilnya. Sebut saja ketika makan malam di tikar pandan, orang tua Yuzelma mengajarkan banyak hal tentang etika dan estetika dalam jamuan makan. Selain itu kita dapat melihat dalam buku ini, bagaimana Yuzelma diajarkan tentang sikap tanggung jawab. Walaupun dia memiliki saudara yang banyak, tapi setiap orang sudah memperoleh tugasnya masing-masing, yang akan berperan pada keluarga tersebut. 

Teori perkembangan psikoanalisa ini mengemukakan tiga struktur kepribadian, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah tentang insting dan dorongan besar dalam diri. Ego merupakan penyeimbang antara keinginan Id dan kenyataan yang ada. Sedangkan superego adalah pengawas dan pengontrol perilaku agar sesuai dengan norma dan moral yang ada. Ketiga struktur kepribadian ini akan dibentuk dalam masa kecil dan terlihat pada masa dewasa ketika seseorang melakukan suatu tindakan. Dalam buku Tikar Pandan ini kita dapat mengambil pelajaran bagaimana peran orang tua dalam membentuk kepribadian anaknya. Seperti saat Yuzelma melanjutkan pendidikan MTs ke Bukittinggi menjadi anak kos, perjuangan dan pengalaman pergi menggunakan kendaraan yang terbatas. Contoh hidup sederhana yang diajarkan oleh seorang ayah yang memakai tas usang, hingga ide kreatif serta berpikir kritis dengan sepatu bot bapak.


Pandangan teori perkembangan kognitif dalam buku Tikar Pandan karya Yuzelma

Seorang psikolog Swiss yang teorinya masih digunakan hingga sekarang yaitu Jean Piaget. Pada abad ke 19 ia mengemukakan teori perkembangan kognitif pada manusia, di mana manusia akan melewati fase sensormotorik (0-2 tahun), fase praoperasional (2-6 tahun), fase operasional konkret (6-12 tahun), fase operasional formal (12 tahun ke atas)2. Pada setiap fase memiliki karakternya sendiri. Seperti pada usia 6-12 tahun atau pada masa sekolah dasar, menurut teori ini manusia berada di fase praoperasional konkret. Pada fase ini kemampuan kognitif anak cenderung pada benda-benda yang konkret. Maka pada masa ini sangat tepat mengajarkan anak dengan benda-benda yang nyata. 

Buku Tikar Pandan memberikan pelajaran pada kita bagaimana seorang Yuzelma lebih banyak berinteraksi dengan alam. Seperti rumput banto yang dijadikan scurb, berpikir bagaimana seekor kunang-kunang dapat mengeluarkan cahaya, mengenal tanaman latuik-latuik yang kaya anti oksidan, membuat takjil dari aka kalimpanang, hair tonic dari batang pisang, dan lainnya. 

Buku Tikar Pandan ini memberikan gambaran masa kecil anak 80-an yang begitu indah dan menantang. Anak 80-an bermain dengan berinteraksi langsung bersama alam seperti permainan sepak tekong, badia balantak, dan lainnya. Di mana pada permainan ini terdapat sikap yang sedang dibangun yaitu, kekompakkan, kerjasama, kejujuran, menjaga sebuah kepercayaan, hingga berpikir kritis. Jika kita menilik pada dunia pendidikan dewasa ini, kurikulum seakan-akan mengarahkan anak-anak untuk kembali ke anak 80-an. Seperti adanya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang salah satunya adalah mengusung permainan tradisional. Begitu juga dengan muatan kedaerahan seperti Budaya Melayu Riau (BMR) di sekolah dasar. Terpadat materi permainan tradisional seperti permainan ya oma ya opa, permainan enggrang, permainan tam-tam buku, permainan petak umpet, permainan tali karet, permainan gerobak sodor, permainan congklak, permainan, galah panjang, dan lainnya. 

Terakhir kita dapat menjadikan motivasi hidup yang disampaikan oleh bapak Yuzelma yaitu orang hebat adalah orang yang mampu mengalahkan dirinya sendiri (halaman 37).


Daftar Pustaka

1. Santrock, J. W. (2014). Educatinonal Psychplogy. New York, NY: McGraw Hill

2. Hurlock, E. B. (2008). Child Development. New York, NY: Pearson


Continue reading →
Wednesday, 26 February 2025

Filosofi Hidup Tenang dan Nyaman

0 comments



FILOSOFI KEHIDUPAN

Terapkan filosofi ini secara perlahan dan bertahap agar hidup Anda tenang dan nyaman.

Filosofi Pertama

Semua orang akan pergi, belajarlah untuk bertahan sendiri.


Filosofi Kedua

Semakin kamu tidak peduli, maka semakin bahagia dirimu.


Filosofi Ketiga 

Latih dirimu untuk tidak muda tersinggung.


Filosofi Keempat

Kebahagiaan bukanlah tentang mendapatkan semua hal yang kamu mau, tetapi menikmati dan mensyukuri yang telah kamu miliki.


Filosofi Kelima

Jika suatu saran membuatmu merasa jauh dari impian, berarti saran itu bukan buat kamu.


Filosofi Keenam

Terimalah kesulitan sebagai guru terbesar, karena itu akan membentuk ketangguhan dirimu.


Filosofi Ketujuh

Cari ilmu dan pengetahuan tanpa henti, karena kebijaksanaan akan membimbing jalanmu.


Baca Juga: Trik dan tips menjadi guru yang tenang

Continue reading →
Monday, 24 February 2025

11 Hal Tentang Puasa

0 comments



11 Hal Tentang Puasa

1. Puasa Amalan Mulia

Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى 

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim no. 1151)


2. Puasa adalah Jalan Meraih Takwa

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat di atas mengenai hikmah disyari’atkan puasa yaitu agar kita bertakwa. Karena dalam puasa, kita mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Yang meliputi takwa dalam puasa adalah seorang muslim meninggalkan apa yang Allah haramkan saat itu yaitu makan, minum, hubungan intim sesama pasangan dan semacamnya. Padahal jiwa begitu terdorong untuk menikmatinya. Namun semua itu ditinggalkan karena ingin mendekatkan diri pada Allah dan mengharap pahala dari-Nya. Itulah yang disebut takwa.

Begitu pula orang yang berpuasa melatih dirinya untuk semakin dekat pada Allah. Ia mengekang hawa nafsunya padahal ia bisa saja menikmati berbagai macam kenikmatan. Ia tinggalkan itu semua karena ia tahu bahwa Allah selalu mengawasinya.

Begitu pula puasa semakin mengekang jalannya setan dalam saluran darah. Karena setan itu merasuki manusia pada saluran darahnya. Ketika puasa, saluran setan tersebut menyempit. Maksiatnya pun akhirnya berkurang.

Orang yang berpuasa pun semakin giat melakukan ketaatan, itulah umumnya yang terjadi. Ketaatan itu termasuk takwa.

Begitu pula ketika puasa, orang yang kaya akan merasakan lapar sebagaimana yang dirasakan fakir miskin. Ini pun bagian dari takwa.

Baca Juga: 10 Keistimewaan Bulan Ramadan

3. Puasa adalah Penghalang dari Siksa Neraka

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.” HR. Ahmad 3: 396. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits tersebut shahih dilihat dari banyak jalan.

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

“Barangsiapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun.” (HR. Bukhari no. 2840)


4. Puasa akan Memberikan Syafa’at bagi Orang yang Menjalankannya 

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

”Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Puasa akan berkata, ’Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya’. Dan Al-Qur’an pula berkata, ’Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.’ Beliau bersabda, ’Maka syafa’at keduanya diperkenankan.’“HR. Ahmad 2: 174. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 984.


5. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pengampunan Dosa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760.

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ

“Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan salat, shaum, shadaqah, amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).” HR. Bukhari no. 3586 dan Muslim no. 144. 

Kata Ibnu Baththol, hadits ini semakna dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya),

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Ath Thagobun: 15) (Lihat Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3: 194)


6.  Pintu Syurga Ar Rayyan bagi Orang yang Berpuasa

Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa?” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.“ HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152.

Dalam riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa’ad juga disebutkan,

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

“Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.“ HR. Bukhari no. 3257.


7. Orang yang Berpuasa Memiliki Waktu Mustajab Terkabulnya Do’a

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”. HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya.

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.” Kata Imam Nawawi, “Disunnahkan orang yang berpuasa berdoa saat berpuasa dalam urusan akhirat dan dunianya, juga doa yang ia sukai, begitu pula doa kebaikan untuk kaum muslimin.”

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan salat Maghrib dan bukanlah menunggu hingga salat Maghrib selesai dikerjakan. Inilah contoh dan akhlaq dari suri tauladan kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan salat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.” (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3/164, hasan shahih)


8. Memberi makan berbuka.

Jika kita diberi kelebihan rizki oleh Allah, manfaatkan waktu Ramadan untuk banyak-banyak berderma, di antaranya adalah dengan memberi makan berbuka karena pahalanya yang amat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, hasan shahih)


9. Makan Sahur

Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (Muttafaqun ‘alaih)

Beberapa faedah dari hadits di atas:

  1. Anjuran untuk makan sahur.
  2. Makan asalnya mubah (boleh). Namun jika makan seperti ini diniatkan untuk taqorrub (mendekatkan diri) pada Allah, maka bisa  berubah menjadi hal yang disunnahkan. Intinya, perkara mubah bisa berubah menjadi sunnah dengan niat seperti dalam makan sahur.
  3. Hadits ini menunjukkan dianjurkannya mengakhirkan makan sahur karena kata sahur dalam bahasa Arab dimaksudkan untuk akhir malam.
  4. Kata ‘sahuur’ berbeda dengan kata ‘suhuur’. Sahuur berarti makanan yang dimakan di waktu sahur. Sedangkan suhuur bermakna aktivitas makan sahur. Jadi yang satu berarti makanan dan yang lain berarti (aktivitas) makan.
  5. Yang dimaksud dengan barokah adalah bertambah dan tumbuh. Hadits ini menerangkan barokah itu ada pada makan sahur. Dan yang menetapkan barokah seperti ini adalah Allah. Sehingga barokah itu bukan datang dari benda itu sendiri, namun dianugerahkan oleh Allah.

Demikian di antara faedah dari hadits anjuran makan sahur. Moga bermanfaat.

Semoga Allah senantiasa memberi taufik dalam ilmu dan amal. (Syarh ‘Umdatul Ahkam, Syaikhuna Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri, terbitan Dar Kunuz, thn 1429 H)


10. Puasa tapi Berbohong

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).


11. Puasa tapi Berkata Tidak Baik

Amalan yang kedua yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia adalah perkataan lagwu dan rofats.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Apa yang dimaksud dengan lagwu? Dalam Fathul Bari (3/346), Al Akhfasy mengatakan,

اللَّغْو الْكَلَام الَّذِي لَا أَصْل لَهُ مِنْ الْبَاطِل وَشَبَهه

“Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”

Lalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan,

وَيُطْلَق عَلَى التَّعْرِيض بِهِ وَعَلَى الْفُحْش فِي الْقَوْل

“Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”

Al Azhari mengatakan,

الرَّفَث اِسْم جَامِع لِكُلِّ مَا يُرِيدهُ الرَّجُل مِنْ الْمَرْأَة

“Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.” Atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata kotor.

Itulah di antara perkara yang bisa membuat amalan seseorang menjadi sia-sia. Betapa banyak orang yang masih melakukan seperti ini, begitu mudahnya mengeluarkan kata-kata kotor, dusta, sia-sia dan menggunjing orang lain.


Continue reading →