Monday, 16 December 2024

Merubah Mindset dari Buku Atomic Habits

0 comments

                                                  

Buku karya James Clear ini akan memberikan kita cara pandang baru yang akan merubah secara perlahan kehidupan kita menjadi lebih baik. Buku yang diberi nama Atomic Habits bermaksud bahwa kebiasaan dan cara pandang kita dimulai dari hal- hal yang kecil, bahkan dari hal sekecil atom. Berikut hal yang akan merubah mindset kita dalam menjalani hidup baik di rumah maupun di tempat bekerja.

1. Lupakan sasaran dan berfokus pada sistem

  1. Membuat target pada suatu yang ingin dicapai boleh saja, tapi lebih penting daripada itu adalah bagaimana merancang, menjalani, dan membuat sistem pada prosesnya. Misalnya ketika kita ingin mempunyai anak yang disiplin. Maka kita targetkan dan sasaran kita adalah menjadikan anak kita sebagai seorang yang disiplin. Namun yang lebih utama adalah proses dan sistem menuju anak disiplin itu yang lebih penting. Kita membuat kebiasaan anak kita bangun pagi tanpa dibangunkan, kita membuat kebiasaan anak kita bertanggungjawab dengan kamar tidurnya, kita membuat kebiasaan anak kita membersihkan kamar mandinya, kita membuat kebiasaan anak kita membaca setiap pagi, dan lain sebagainya. Kebiasaan yang kita haruskan itu adalah sistem. Maka berfokuslah pada sistem yang kita buat itu, maka sasaran atau target yang kita inginkan akan mengiringi.

  2. Sasaran/target bicara tentang hasil yang ingin diraih. Sedangkan sistem/proses adalah usaha untuk mengantarkan ke hasil itu. Maka sebaiknya kita memberikan perhatian lebih pada sistem/proses. Karena sistem/proses yang akan menentukan tercapai atau tidaknya sasaran/target kita. Contohnya, betapa banyak orang hanya menuntut anaknya memiliki prestasi, tapi mereka tidak memperhatikan sistem/proses yang dilalui. Target kita mendapat beasiswa, kemudian kita melengkapi semua yang dipersyaratkan dan mengikuti ujian seleksi. Kemungkinan berhasil tidaklah besar. Namun jauh sebelum kita mengikuti seleksi beasiswa itu, harus membangun sistem kebiasaan. Kebiasaan membaca untuk menambah wawasan, kebiasaan berlatih soal- soal untuk tes seleksi, kebiasaan mengasah berpikir kritis, dan lainnya. Maka hasil akan mengiringi.

  3. Jika kita mengabaikan sasaran/target, apakah kita akan mendapatkan hasil? Tetap akan mendapatkan hasil. Namun jika kita mengabaikan proses/sistem maka tidak akan mendapat hasil yang kita inginkan.

  4. Pemenang dan pecundang memiliki sasaran/target yang sama. Lalu apa yang membedakannya? Tentu proses/sistem.

2. Meraih sasaran hanya merubah sesaat

  1. Kita terjebak. Terjebak akan terus mengejar hasil yang sama karena tidak pernah merubah sistem. Kita ingin meraih juara pada sebuah perlombaan, ketika perlombaan selesai apakah kita akan memiliki dedikasi sama saat sebelum perlombaan? Umumnya tidak. Mengapa? Karena kita hanya ingin meraih sasaran dan mengabaikan sistem. Contoh kita ingin mengikuti perlombaan membaca puisi, maka sebelum itu kita akan berlatih dengan serius. Namun saat perlombaan usai, apakah kita masih berlatih? Nah ini yang perlu kita bangun sistem, agar kebiasaan itu tidak hanya sesaat saja.

  2. Masalah bukan pada hasil tapi pada sistem/proses yang kita jalani untuk mendapatkan hasil tersebut. Ketika kita gagal dalam suatu target atau sasaran maka masalahnya bukan pada sasaran atau target itu, tapi pada prosesnya. Saat kita menargetkan penjualan kue dalam sepekan itu sebanyak 100 bungkus, kemudian kenyataannya tidak sampai target. Maka masalahnya bukan pada target itu, tapi evaluasilah proses atau sistem yang kita usahakan untuk mencapai target tersebut.

3. Sasaran membatasi kebahagiaan

  1. Ada sebuah perkataan “Begitu saya meraih sasaran, saya akan bahagia.” Asumsi ini yang membuat kita tidak bahagia sebenarnya. Masalahnya kita menjauhkan diri dari kebahagiaan selama proses dan sampai kita beralih ke sasaran berikutnya.

  2. Ketika kita mencintai proses bukan hasil, maka kita tidak harus menunggu untuk memberi kesempatan pada diri kita untuk bahagia. Seharusnya mulai dari awal proses atau menjalankan sistem, kita sudah memberikan kebahagiaan itu pada diri kita. Seandainya nanti hasilnya tidak sesuai dengan target atau sasaran kita, lantas apakah kita tidak akan pernah memberi diri kita kebahagiaan? Ini mindset yang perlu kita rubah dalam menjalankan hidup pada aspek apapun.

4. Sasaran tidak berkesesuaian dengan kemajuan jangka panjang
Apa yang menjadi motivasi jika sasaran sudah tercapai? Tidak sedikit orang yang sudah mencapai sasaran, misalnya menjadi juara, menjadi penghafal Qur’an, mendapat gelar akademik, dan mereka berhenti di situ. Dan bahkan mereka tidak melanjutkan kebiasaan baik pada saat berusaha mendapatkan sasaran itu. Yang lebih menyedihkannya mereka kembali ke kebiasaan semula. Karena mereka berfokus pada tujuan atau sasaran saja. Itulah banyak orang ke

mbali ke kebiasaan-kebiasaan lama setelah sasaran/tujuan tercapai. Sebaiknya kita berfokus pada proses, sehingga kebiasaan itu bertahan lama dan menjadi habits.

Kesimpulannya
Sistem Atomic Habits
Jika kita sulit mengubah kebiasaan masalah bukan pada diri kita tapi pada sistem. Kebiasaan buruk yang berulang bukan karena kita tidak mau berubah, tapi sistem kita yang keliru untuk melakukan perubahan. Lakukan perubahan dari hal-hal kecil yang berulang dan cintai proses itu. Dengan mencintai proses kebiasaan kecil yang sering kita lakukan, maka kita akan bahagia. Tentu hasil atau sasaran atau target yang baik akan mengiringi. Cintai proses maka hasil akan mencintai kita.

Continue reading →